Senin, 17 November 2014

Metode Ilmiah & Struktur Pengetahuan Ilmiah

Diposting oleh Unknown di 12.27
I. METODE ILMIAH

A. Definisi Metode ilmiah
   Kata metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos, sambungan kata depan meta (menuju, melalui, mengikuti) dan kata benda hodos (jalan, cara, arah). kata methodos berarti : penelitian, metode ilmiah, uraian ilmiah, yaitu cara bertindak menurut sistem aturan tertentu.




    metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. ilmuan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi teori ilmiah.

   Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu, dimana ilmu merupakan pengetahuan yang diperoleh lewat metode ilmiah. metode ilmiah merupakan ekspresi tentang cara bekerja pikiran yang diharapkan mempunyai karakteristik tertentu berupa sifat rasional dan teruji sehingga ilmu yang dihasilkan bisa diandalkan. dalam hal ini metode ilmiah mencoba menggabungkan cara berfikir deduktif dan induktif dalam membangun pengetahuan.
   Teori ilmu merupakan suatu penjelasan rasionil yang berkesuaian dengan objek yang dijelaskan, dengan didukung oleh fakta empiris untuk dapat dinyatakan benar, secara sederhana maka, hal ini berarti bahwa semua teori ilmiah harus memilih 2 syarat utama yaitu :

1) Harus Konsiten dengan teori-teori sebelumnya yang memungkinkan tidak terjadinya kontradiksi dalam teori keilmuan secara keseluruhan.

2) Harus cocok dengan fakta-fakta empiris, sebab teori yang bagaimanapun konsistennya sekiranya tidak didukung oleh pengujian empiris tidak dapat diterima kebenarannya secara ilmiah.

B. Langkah - Langkah Metode Ilmiah
   Pendekatan rasional yang digabungkan dengan pendekatan empiris dalam langkah menuju dan dapat menghasilkan pengetahuan ilmiah yang disebut metode ilmiah. alur berpikir yang tercakup dalam metode ilmiah dapat dijabarkan dalam beberapa langkah yang mencerminkan tahap-tahap dalam kegiatan ilmiah. keranka berpikir ilmiah yang berintikan proses logico-hypothetico-verifikasi ini pada dasarnya terdiri dari langkah-langkah berikut :
a) perumusan masalah
Merupakan argumentasi yang menjelaskan objek empiris yang jelas batasannya dan faktor yang terkait dapat diidentifikasi.

b) Penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis
Merupan argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin  terdapat antara nernagai faktor yang saling terkait dan menbentuk konstelasi permasalahan, yang disusun secara rasionil berdasarkan premis ilmiah yang telah teruji kebenarannya.

c) Perumusan hipotesis
Merupakan jawaban sementara terhadap pernyataan yang diajukan yang materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang dikembangkan.

d) Pengujian hipotesis
Merupakan pengumpulan fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan adanya fakta pendukung hipotesis.

e) Penarikan Kesimpulan
Merupakan penilaian diterima atau tidaknya sebuah hipotesis.

    Hipotesis yang diterima kemudian dianggap menjadi bagian dari pengetahuan ilmiah karena telah memenuhi persyaratan keilmuan, yaitu mempunyai kerangka kejelasana yang konsisten dengan pengetahuan ilmiah sebelumnya dan telah teruji kebenarannya.

   Keseluruhan langkah tersebut harus ditempuh agar suatu penelaahan dapat disebut ilmiah. hubungan antara langkah yang satu dengan yang lainnya tidak terikat secara statis melainkan bersifat dinamis dengan proses pengkajian ilmiah yang tidak semata mengandalkan penalaran melainkan juga imajinasi dan kreativitas. pentingnya metode ilmiah bukan saja dalam proses penemuan ilmu pengetahuan, namun terlebih lagi dalam mengkomunikasikan penemuan ilmiah tersebut kepada masyarakat ilmuawan.

II. STRUKTUR PENGETAHUAN ILMIAH
   Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang diproses dengan metode ilmiah dan memenuhi syarat-syarat keilmuan (Jujun, 2005). sedangkan menurut Puersen, pengetahuan ilmiah ialah pengetahuan yang terorganisasi dengan sistem dan metode berusaha mencari hubungan-hubangan tetap diantara gejala-gejala (Bakker, 1990). Piaget juga mendefinisikan pengetahuan ilmiah sebagai hasil penyesuaian terhadap kenyataan, yang menggambarkan latar belakang hayati maupun kejiwaan dari ilmu (Puersen, 2003).
   Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulakan bahwa pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan hasil penyesuaian terhadap kenyataan yang diperoleh dengan metode ilmiah dan memenuhi syarat-syarat keilmuan. oleh karena itu, penegetahuan ilmiah sering diistilahkan dengan ilmu.
   Dalam kaitannya dengan penegtahuan dan metode ilmiah, Gie (1997) menyatakan bahwa ilmu adalah kesatuan antara pengetahuan, aktivitas, dan metode. ketiga hal tersebut merupakan kesatuan logis yang harus ada secara berurutan. ilmu harus diusahakan dengan aktivitas , aktivitas harus dilaksanakan dengan metode tertentu, dan akhirnya aktivitas metodis itu mendatangkan penegtahuan yang sistematis. kesatuan interaksi diantara aktivitas, metode, dan pengetahuan menyesusun suatu ilmu.
   Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasanya. sesuatu yang ilmiah itu mempunyai sifat tidak absolut. kebenaran ilmiahnya terbatas hingga sesuatu ilmiah dapat disangkai atau disanggah dan diperbaiki.
   Ginzburg berpendapat bahwa ilmu dalam pengertiannya sebagai pengetahuan merupakan suatu sistem pengetahuan sebagai dasar teoritis untuk tindakan praktis. sedangkan Nagel menyatakan ilmu adalah sistem penjelasan mengenai saling hubungan diantara peristiwa yang terjadi. dengan demikain, ilmu sekumpulan pengetahuan sistematik terdiri dari komponen-komponen yang saling berkaitan atau dikoordinasikan agar dapat menjadi dasar teoritis atau memberi penjelasan yang termaksud. saling keterkaitan diantara segenap komponen itu merupakan  struktur dari pengetahuan ilmiah (Gie, 1997). menurut Gie (1997), sistem pengetahuan ilmiah mencakup lima kelompok unsur, yaitu sebagai berikut :

a) Jenis - jenis sasaran
setiap cabang ilmu khusus mempunyai sasaran / objek sebenarnya (proper object) yang dapat dibedakan menjadi objek material dan objek formal. objek material adalah fenomena didunia ini yang ditelaah oleh ilmu, sedangkan objek formal adalah pusat perhatian dalam penelaahan ilmuan terhadap pengetahuan tersebut.

b) Bentuk -bentuk pernyataan
suatu fenomena sebagaimana ditentukan oleh pusat perhatian ilmuan menjadi objek sebenarnya dari suatu cabang ilmu. berbagai keterangan mengenai objek sebenarnya itu dituangkan dalam pernyataan-pernyataan. kumpulan pernyataan yang memuat pengetahuan ilmiah dapat mempunyai empat bentuk yaitu :

>>Deskripsi
merupakan kumpulan pernyataan bercorak deskriptif dengan memberikan pemeran mengenai bentuk, susunan, peranan, dan hal-hal terperinci lainnya dari fenomena bersangkutan.

>>Preskripsi
merupakan kumpulan pernyataan bercorak preskriptif dengan memberikan petunjuk-prtunjuk atau ketentuan-ketentuan mengenai apa yang perlu berlangsung /sebaiknya dilakukan dalam hubungannya dengan objek sederhana itu.

>>Eksposisi pola
bentuk ini merangkum pernyataan-pernyataan yang memaparkan pola-pola dalam sekumpulan sifat, ciri, kecenderungan, atau proses lainnya dari fenomena yang diteliti.

>>Rekonstruksi historis
Bentuk ini merangkum pernyataan-pernyataan yang berusaha menggambarkan atau mencerminkan dengan penjelasan atau alasan yang diperlukan pertumbuhan sesuatu hal pada masa lampau yang jauh lebih baik secara alamiah atau karena campur tangan manusia.

c) Ragam-ragam proposisi
selain proposisi, terdapat proposisi-proposisi yang dapat dibedakan sebagai berikut :
>>Asas ilmiah
suatu asas/prinsip adalah sebuah proposisi yang mengandung kebenaran umum berdasarkan fakta-fakta yang telah diamati.

>>Kaidah ilmiah
suatu kaidah/hukum dalam pengetahuan ilmiah adalah sebuah proposisi  yang mengungkapkan hubungan tertib yang dapat diperikas kebenarannya antara fenomena sehingga umumnya berlaku pula untuk berbagai fenomena sejenis.

>>Teoti ilmiah
suatu teori dalam pengetahuan ilmiah adalah sekumpulan proposisi yang saling berkaitan secara logis untuk memberi penjelasan mengenai sejumlah fenomena.

d) Ciri-ciri fisik
ciri fisik/pokok dai suatu ilmu berupa ciri sistematis, yang selanjutnya dilengkapi ciri fisik lainnya berupa ciri kemumuman, rasionalitas, obyektifitas, kemampuan diperiksa kebenaranya, dan kemampuan menjadi milik umum.

e) Pembagian sistematis
Struktur pengetahuan ilmiah menurut Jujun (2005) dalam bukunya, Filsafat ilmu yaitu :

>> Asumsi : sesuatu yang dianggap sudah benar, tetapi perlu didampingi dengan fakta empiris.

>>Hipotesa : suatu perkiraan awal yang belum diuji. biasanya hipotesa diambil berdasrkan teori-teori umum yang mendukung

>>Prinsip : sesuatu yang mendasari sesuatu yang lain

>>Teori : suatu penjelasan yang menjelaskan tentang sesuatu, akan tetapi teori masih dapat disanggah / disngkal.

>>Hukum : teori yang sudah tidak dapat disanggah / disngkal lagi. akan tetapi, apabila terdapat suatu teori yang lebih umum daripada hukum tersebut, maka hukum tersebut tidak benar lagi dan digantikan oleh teori yang baru.

>>Aksioma/Postulat : suatu pernyataan yang sudah tidak perlu dibuktikan lagi (dianggap sudah benar)






 





0 komentar:

Posting Komentar

 

Siti Sya'anah Blog Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review