Senin, 15 Desember 2014

Permasalahan Pendidikan dan Solusinya

Diposting oleh Unknown di 17.02
1. Masalah Mendasar Pendidikan di Indonesia

Bagi orang - orang yang berkompeten terhadap bidang pendidikan akan menyadari bahwa dunia pendidikan kita sampai saat ini masih mengalami "sakit" . Dunia pendidikan yang "sakit" ini disebabkan karena pendidikan yang seharusnya membuat manusia menjadi manusia, tetapi dalam kenyataannya seringkali tidak begitu. seringkali pendidikan tidak memanusiakan manusia. kepribadian manusia cenderung direduksi oleh sistem pendidikan yang ada.




Masalah pertama adalah bahwa pendidikan, khususnya di Indonesia, menghasilkan "manusia robot". kami katakan demikian karena pendidikan yang diberikan ternyata berat sebelah, dengan kata lain tidak seimbang. pendidikan ternyata mengorbankan keutuhan, kurang seimbang antara belajar berpikir (kognitif) dan perilaku belajar yang merasa (afektif). Jadi unsur integrasi cenderung semakin hilang, yang terjadi adalah disintegrasi. padahal belajar tidak hanya berpikir. Sebab ketika orang sedang belajar, maka orang yang sedang belajar tersebut melakukan berbagai macam kegiatan seperti mengamati, membandingkan, meragukan, menyukai, semangat dan sebagainya. Hal yang sering disinyalir ialah pendidikan seringkali dipraktekan sebagai sederetan intruksi dari guru ke murid. Apalagi dengan istilah yang sekarang sering digembar-gemborkan sebagai "pendidikan yang menciptakan manusia siap pakai". dan siap pakai disini berarti menghasilkan tenaga-tenaga yang dibutuhkan dalam pengembanagan dan persaingan bidang industri dan teknologi. Memperhatikan secara kritis hal tersebut, akan nampak bahwa dalam hal ini manusia dipandang seperti bahan atau komponen pendukung industri. itu berarti, lembaga pendidikan diharapkan mampu menjadi lembaga produksi sebagai penghasil bahan atau komponen dengan kualitas tertentu di tuntut pasar. Kenyataan ini nampaknya disambut dengan antusias oleh banyak lembaga pedidikan.

Masalah kedua adalah pendidikan yang top-down (dari atas ke bawah) atau kalu menggunakan istilah Paulo Freire (seorang tokoh pendidik dari Amerika latin) adalah pendidikan gaya bank. sistem pendidikan ini sangat tidak membebaskan karena peserta didik (murid) dianggap manusia-manusia yang tidak tahu apa-apa. Guru sebgai pemberi mengarahkan kepada murid-murid untuk menghafal secara mekanis apa isi pelajaran yang diceritakan. Guru sebagai pengisi dan murid sebagai yang diisi. otak murid dianggap safe deposite box, dimana pengetahuan dari guru di transfer kedalam otak murid dan bila sewaktu-waktu diperlukan, pengetahuan tersebut tinggal ambil saja. murid hanya menampung apa saja yang disampaikan guru. Jadi hubungannya adalah guru sebagai subyek dan murid sebagai obyek. model pendidikan ini tidak membebaskan karena sangat menindas para murid. Freire mengatakan bahwa dalam pendidikan gaya bank pengetahuan merupakan sebuah anugerah yang dihibahkan oleh mereka yang menganggap dirinya berpengetahuan kepada mereka yang dianggap tidak memiliki pengetahuan apa-apa.

Yang ketiga adalah dari model pendidikan yang demikian maka manusia yang dihasilakan pendidikan ini hanya siap untuk memenuhi kebutuhan zaman dan bukannya bersikap kritis terhadap zamannya. Manusia sebagai obyek merupakan fenomena yang justru bertolak belakang dengan visi humanisasi, menyebabkan manusia tercerabut dari akar - akar budayanya (seperti didunia Timur/Asia). Bukankah kita telah sama-sama melihat bagaimana kaum muda zaman ini begitu gandrung dalam hal- hal yang berbau barat? Oleh karena itu strategi pendidikan di Indonesia harus terlebur dalam "strategi kebudayaan asia", sebab asia kini telah berkembang sebgai salah satu kawasan penentu yang strategis dalam bidang ekonomi, sosial, budaya bahkan politik Internasional. Bukan bermaksud anti barat kalau hal ini penulis kemukakan. melainkan justru hendak mengajak kita semua untuk melihat kenyataan ini sebagai sebuah tantangan bagi dunia pendidikan kita. Mampukan kita menjadikan lembaga pendidikan sebagai sarana interaksi kultural untuk membentuk manusia yang sadar akan tradisi dan kebudayaan serta keberadaan masyarakatnya sekaligus juga mampu menerima dan menghargai keberadaan tradisi, budaya dan situasi masyarakat lain? Dalam hal ini, makna pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara menjadi sangat relevan untuk direnungkan.

2. Masalah - Masalah Cabang
>>Rendahnya kualitas sarana fisik
>>Rendahnya kualitas guru
>>Rendahnya kesejahteraan guru
>>Rendahnya prestasi siswa
>>Kurangnya pemerataan kesempatan pendidikan
>>Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan
>>Mahalnya biaya pendidikan
dll...

3. Faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan di Indonesia
ada dua faktor yaitu :

a. Faktor internal , meliputi jajaran dunia pendidikan baik itu Departemen Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan Daerah, dan juga sekolah yang berada digaris depan. dalam hal ini intervensi dari pihak-pihak yang terkait sangatlah dibutuhkan agar pendidikan senantiasa selalu terjaga dengan baik.

b. Faktor eksternal, adalah masyarakat pada umumnya. diamana masyarakat merupakan ikon pendidikan dan merupakan tujuan dari adanya pendidikan yaitu sebagai obyek dari pendidikan.

4. Solusi
untuk mengatasi masalah-masalah seperti rendahnya kualitas sarana fisik, rendahnya kualitas guru, dan lain lain seperti yang dijelaskan diatas , secara garis besar ada 2 solusi yaitu :

a. Solusi sistematik , solusi yang mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan di Indonesia. Seperti diketahui sistem pendidikan sangat berkaitan dengan sistem ekonomi yang diterapkan. sistem pendidikan di Indonesia sekarang ini, diterapkan dalam konteks sistem ekonomi kapitalisme (mazhab neoliberalisme), yang berprinsip antara lain meminimalkan peran dan tanggung jawab negara dalam urusan publik, termasuk pendanaan pendidikan.

b. Solusi teknis, yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkaitan langsung dengan pendidikan. solusi ini misalnya untuk menyelesaikan masalah kualitas guru dan prestasi siswa. solusi dari masalah - masalah teknis dikembalikan kepada upaya-upaya praktis untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan. Rendahnya kualitas guru, misalnya, disamping diberi peningkatan kesejahteraan , juga diberi solusi dengan membiayai guru melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi , dan memberikan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru. Rendahnya prestasi siswa misalnya, diberi solusi dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas materi pelajaran, meningkatkan alat-alat peraga dan sarana-sarana pendidikan dan sebagainya. maka dengan adanya solusi-solusi tersebut diharapkan pendidikan di Indonesia dapat bangkit dari keterpurukan, sehingga dapat menciptakan generasi-generasi baru yang ber-SDM tinggi, berkepribadian pancasila dan bermartabat.


0 komentar:

Posting Komentar

 

Siti Sya'anah Blog Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review